Air merupakan unsur yang paling banyak terdapat di planet Bumi. Jumlahnya diperkirakan mencapai 71 % dalam berbagai wujud, air tenang, air mengalir, es, salju, embun, dan lain-lain. Air juga merupakan unsur terbanyak pada tubuh manusia. Pada manusia dewasa, tubuhnya terdiri dari 50 – 65 % air. Air juga merupakan kebutuhan pokok bukan hanya bagi manusia, tetapi juga makhluk hidup lainnya. Sepenting itulah air dalam kehidupan kita. Sayangnya, belum semua orang sadar betapa pentingnya air dan menjaga sumber air yang ada. Hal tersebut tampak dari perilaku orang-orang yang masih membuang sampah atau limbah ke sungai atau badan air lainnya. Saat ini kita bisa mendapat air dengan biaya yang relatif terjangkau, namun siapa yang akan tahu kondisi di masa depan?
Saat ini, krisis air bersih masih kerap terjadi di berbagai belahan dunia. Baik yang disebabkan faktor alam maupun karena tercemarnya sumber air yang ada. Indonesia pun tak luput dari fenomena tersebut. Krisis air bersih ini bukan hanya merugikan masyarakat secara ekonomi, melainkan juga dari sisi kesehatan. Pasalnya, krisis air bersih dapat menyebabkan kekurangan air minum dan menurunkan kualitas sanitasi.
Berbagai faktor di atas mendasari “Agenda 21” untuk menggagas peringatan Hari Air Sedunia. Agenda 21 merupakan action plan bentukan PBB hasil “Earth Summit Rio de Janeiro 2002”, angka 21 merujuk pada abad ke-21. Usulan peringatan hari air sedunia pun diterima oleh Majelis Umum PBB pada 1993 dan mengesahkan 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia. Sejak hari itu pula, Hari Air Sedunia diperingati dengan berbagai event, edukasi, sosialisasi, serta penggalangan dana untuk program-program sosial yang berkaitan dengan air bersih dan sanitasi.
Setiap tahunnya, Hari Air Sedunia diperingati dengan tema yang khusus. Pada 2016 lalu, tema yang dipilih adalah Water and Jobs (Better Water, Better Jobs). Sementara itu, tema pertama yang diangkat adalah Caring for Our Water Resources is Everybody’s Business (Peduli terhadap sumber air kita adalah urusan semua orang). Pada tahun 2017, isu yang diangkat adalah air limbah, Waste Water pun dipilih menjadi tema peringatan hari air sedunia. Latar belakang pemilihan waste water tersebut terkait dengan upaya PBB, melalui UN Water, untuk mendorong pengurangan (reduce) dan meningkatkan pemanfaatan kembali (reuse) air limbah. Air limbah yang diolah dengan baik diharapkan dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan baik domestik maupun industri. Dengan catatan, kualitas efluen dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Dampak yang diharapkan dari penggunaan kembali air limbah adalah penurunan produksi air bersih primer untuk menjaga kelestarian dan kontinuitas sumber daya air yang ada. Sehingga, turut berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (Sasaran Pembangunan Berkelanjutan) yang juga dicanangkan oleh PBB. Jika misi ini tercapai, pemanfaatan olahan air limbah berpotensi menurunkan pemanfaatan sumber air yang ada, sehingga kelestarian sumber air dapat dijaga.
Selamat Hari Air Sedunia, Salam Lestari!
Oleh: Fery Adi Prasetyo (GES Environmental Engineer)