Pengelolaan Sampah Domestik dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) - Ganeca Environmental Services

Pengelolaan Sampah Domestik dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)

May 29, 2023

PENGERTIAN SAMPAH

Sampah menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau sisa proses alam yang dapat berbentuk padat atau semi padat, dapat berupa zat organik atau anorganik, dan bersifat bisa terurai atau tidak bisa terurai yang dianggap tidak berguna dan dibuang ke lingkungan.

JENIS SAMPAH

Jenis-jenis sampah dapat dikategorikan berdasarkan sifat dan wujudnya.

  1. Berdasarkan Sifat

Jenis sampah menurut sifatnya terbagi atas dua jenis, yaitu:

  • Sampah Organik adalah sampah yang memiliki sifat mudah terurai, yang berasal dari material yang mudah membusuk seperti buah-buahan, sayuran, kayu dan daun. Sifatnya yang mudah terurai menjadikan sampah ini memiliki fungsi lain, yakni dapat di olah menjadi pupuk untuk tanaman.
  • Sampah Anorganik adalah sampah yang sulit terurai dan berasal dari bahan-bahan non hayati, artinya sisa pengolahan material dari kegiatan tambang, produk sintetik. biasanya jenis sampah ini sulit terurai karena berbahan dasar seperti plastik, kaca, logam dan kertas.
  1. Berdasarkan Wujudnya

Jenis sampah menurut wujudnya terbagi atas tiga jenis yaitu padat, cair dan gas.

  • Sampah padat adalah material sisa yang berbentuk padatan. Contoh sampah ini seperti sampah dapur, pecahan gelas, kaleng bekas, botol, plastik, sampai kemasan makanan.
  • Sampah cair adalah material sisa yang berbentuk cairan. Sampah jenis ini sering sekali menimbulkan pencemaran pada aliran sungai hingga laut. Contohnya adalah air sabun, air cucian, dan minyak goreng.
  • Sampah gas adalah material sisa berbentuk gas yang sudah tidak dibutuhkan manusia. Jenis sampah antara lain gas karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembuangan pernapasan dan karbon monoksida (CO) sebagai sisa pembakaran.

DAMPAK SAMPAH

Jumlah manusia terus meningkat di muka bumi ini, aktivitas sehari-harinya pun berbagai macam. Dari aktivitas tersebut manusia sering memproduksi sampah dan jumlah produksinya pun meningkat, dari jenis sampah berdasarkan sifatnya hingga jenis sampah berdasarkan bentuknya. Sehingga terdapat ketidakseimbangan antara jumlah penduduk di muka bumi ini dengan jumlah produksi sampah. Apabila dibiarkan sampah akan menimbulkan dampak. Salah dampak dari sampah yakni pencemaran lingkungan.

Untuk lebih jelasnya, berikut berbagai dampak dari hingga penjelasan adanya sampah:

  1. Dampak Bagi Kesehatan

Kerap kali kita menemukan tumpukan sampah baik itu dipinggir jalan maupun dilingkungan sekitar rumah kita. Sampah yang menumpuk akan menimbulkan perkembangan berbagai organisme yang menimbulkan penyakit dan dapat menyebarkan penyakit tersebut ke makhluk hidup lainnya, tak terkecuali manusia. Organisme penghuni sampah biasanya seperti virus, bakteri, lalat, belatung. Organisme-organisme itulah yang sebagai perantara penyakit atau penyebar penyakit kepada makhluk hidup.

  1. Dampak Bagi Lingkungan

Selain menyebarkan penyakit kepada mahkluk hidup, sampah pun dapat mencemari lingkungan. Di Indonesia atau negara-negara berkembang, memiliki kebiasaan membuang sampah ke aliran air (sungai, selokan, dan laut). Hal ini dapat berakibat buruk ke kondisi aliran air atau ekosistem di sekitar aliran tersebut seperti penumpukan sampah di permukaan air, pendangkalan sungai karena sampah yang ikut terendam ke dalam sungai sehingga ekosistem di dalam air tersebut rusak dan mati.

  1. Dampak Bagi Tanah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jenis sampah menurut sifatnya terdiri dari sampah organik (dapat terurai) dan sampah non organik (sulit terurai). Sampah non organik merupakan sampah yang sulit terurai apabila tertimbun di permukaan atau di dalam tanah sehingga mencemari kondisi tanah tersebut.

  1. Dampak Bagi Sosial dan Ekonomi

Penumpukan sampah yang kerap terjadi di tempat umum menimbulkan dampak sosial, seperti timbulnya penyakit, perselisihan antar penduduk karena perbedaan pendapat, dan dampak yang selalu dirasakan adalah tindakan dan pengelolaan yang memerlukan dana yang cukup tinggi dari segi kegiatan pembersihan, sarana pengangkut, hingga pengolahan sampah tersebut, karena memerlukan tindakan yang serius.

  1. Dampak Bencana

Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang di akibatkan oleh faktor alam maupun non alam. Faktor yang sering terjadi akibat faktor non alam, dimana kebiasaan manusia yang selalu membuang sampah di sembarang tempat yang akhirnya mencemari lingkungan. Sampah yang menumpuk dan menyumbat aliran sungai atau laut mengakibatkan luapan air dan terjadilah bencana banjir.

PENGELOLAAN SAMPAH

Pengelolaan sampah adalah kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, mendaur ulang dari material sampah, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Terdapat beberapa metode pengelolaan sampah, berikut penjelasannya.

  1. Metode System Open Dumping

Metode system open dumping merupakan bentuk upaya pengelolaan sampah yang paling banyak diterapkan di Indonesia. Pada metode ini material sisa dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir atau TPA. Hanya saja kebijakan pemerintah sudah melarang metode ini sejak tahun 2013 lalu, meski pada kenyataannya masih banyak dilakukan.

Kekurangan dari metode ini adalah sampah akan bertumpuk di TPA yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Selain itu peluang untuk terjadinya perembesan air pada saluran sampah juga besar yang bisa berujung pencemaran jangka panjang. Pemulihan juga tidak bisa dilakukan dengan singkat jika menggunakan metode ini.

  1. Metode Sanitary Landfill

Metode sanitary landfill atau semi sanitary landfill adalah metode yang diizinkan untuk diterapkan pada TPA. Pasalnya pada metode ini tanah terlebih dahulu dilapisi geotekstil anti karat sebelum dijadikan tempat pembuangan sampah.

Dengan begitu rembesan air yang dihasilkan dari penimbunan sampah dapat dialirkan oleh lapisan tersebut menuju penampungan, sehingga tanah tidak tercemar. Hanya saja metode ini memang membutuhkan biaya besar dan resiko kebocoran zat beracun juga ada.

  1. Metode Gas Metana

Sampah sebenarnya juga bisa dikelola untuk menghasilkan energi dengan menerapkan metode gas metana dengan memanfaatkan fermentasi anaerobik. Pada metode ini sampah dikelompokkan terlebih dahulu menjadi anorganik dan organik.

Hanya sampah organik yang dapat diolah menjadi energi pada metode ini. sampah tersebut dimasukkan di dalam wadah kedap udara dan dicampur dengan air selama dua pekan. Hasil dari proses tersebut adalah gas metana (CH4) yang bisa dijadikan energi listrik.

Energi dari Sampah

Masih ada banyak cara untuk mengolah limbah menjadi energi, tidak hanya dengan metode gas metana. Sebelum itu perlu diketahui bahwa 66% limbah disumbangkan dari produk organik seperti sisa makanan. Sisanya adalah sampah anorganik baik yang dapat diadur ulang seperti kertas dan plastik hingga yang bisa digunakan kembali seperti besi.

Pengolahan sampah basah organik menjadi kompos juga dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil kandungan biogasnya untuk dijadikan energi listrik. Proses ini disebut Anaerobic Digestioni basah (AD) pada gester. Sisanya yang berwujud cair atau padat dapat dijadikan pupuk dan pakan ikan.

Limbah basah di TPA juga dapat diubah menjadi energi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) sintetik. Proses ini berbeda dengan metode gas metana. Adapun teknologi yang dibutuhkan yaitu Mechanical Heat Treatment atau Autoclaving, Mechanical Biological Treatment dengan proses AD kering, Hydrothermal, dan gasifikasi plasma.

  1. Metode 3R

Selain beberapa metode yang sudah disebutkan tadi, pengelolaan sampah di Indonesia juga menggalakkan metode 3R, yaitu reduce atau pengurangan penggunaan, reuse atau penggunaan kembali, dan recycle atau daur ulang. Contoh penerapan metode ini telah diterapkan oleh pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 lalu.

  • Reduce

Reduce merupakan upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi dan menghentikan penggunaan barang-barang yang berpotensi untuk menghasilkan material sisa setelah dipakai. Saat ini metode reduce sudah mulai banyak digalakkan oleh masyarakat Indonesia khususnya dalam penggunaan barang plastik.

Contoh reduce adalah memakai produk yang kemasannya bisa didaur ulang, mengurangi pemakaian produk sekali pakai, meminimalisir kegiatan belanja barang yang tidak dibutuhkan, dan meningkatkan penggunaan produk isi ulang.

  • Reuse

Reuse adalah usaha untuk mengurangi material sampah dengan cara menggunakan kembali barang yang sudah tidak dipakai, selama barang tersebut masih bisa difungsikan baik sesuai fungsi aslinya ataupun tidak.

Contoh upaya ini adalah memakai kembali botol plastik atau kaca air mineral sebagai wadah air minum atau minyak goreng, menggunakan kantong plastik secara berulang-ulang, dan memanfaatkan kertas kosong tidak terpakai untuk menulis.

  • Recycle

Recycle atau disebut juga daur ulang artinya mengolah material sisa menjadi produk baru yang mempunyai nilai manfaat. Kegiatan ini tidak hanya mampu menyelamatkan lingkungan, tetapi juga bisa meningkatkan nilai ekonomi karena produk akhis bisa dijual kembali.

Contoh recycle yaitu membuat kompos sebagai pupuk tanaman yang terbuat dari sampah organik, membuat kerajinan dari sampah anorganik seperti rak buku dari kartin ataupun keranjang dari anyaman plastik, serta mengolah kertas menjadi karton.

 

PENGERTIAN LIMBAH

Limbah atau sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sebuah proses produksi, apapun bentuk produksinya. Mulai dari skala kecil, seperti rumah tangga, hingga skala besar seperti pabrik industri. Limbah memiliki bentuk yang beragam, mulai dari limbah cair hingga limbah padat. Limbah padat disebut juga sebagai sampah.

SIFAT LIMBAH

  1. Ciri Fisik Limbah

  • Zat Padat

Limbah dapat berbentuk sebagai zat padat atau solid. Zat ini adalah sebuah residu yang tidak akan hancur, meskipun telah menempuh proses pemanasan yang mencapai suhu 103 derajat hingga 105 derajat celcius.

  • Bau

Limbah memiliki ciri, yaitu berbau. Bau yang muncul adalah efek dari senyawa yang terkandung dalam limbah atau proses dekomposisi zat organik. Proses pembusukan akan menciptakan gas yang berbau. Bau dapat muncul baik di limbah padat, cair, maupun gas. Contohnya adalah zat amonia.

  • Suhu

Suhu limbah umumnya lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan sekitar. Misalnya air yang tercemar limbah yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan suhu air bersih. Suhu yang lebih tinggi menandakan adanya kadar DO dalam air.

  • Warna

Ciri limbah yang lain adalah warna. Warna limbah bergantung dari mana sumber limbah berasal. Contohnya adalah limbah yang mencemari air akan membuat warna air tidak jernih atau lebih keruh.

Warna ini disebabkan oleh dekomposisi material organik. Selain itu, penurunan kandungan oksigen air juga dapat menyebabkan perubahan warna air.

  • Kekeruhan

Selain warna, kekeruhan air juga dapat menjadi indikator pencemaran. Air yang keruh dapat disebabkan oleh lumpur, zat organik, maupun mikroorganisme yang jumlahnya banyak, sehingga lebih lama mengendap ke dasar air.

  1. Ciri Kimia Limbah

  • Bahan Organik

Ciri limbah yang berasal dari bahan organik dapat dilihat dari senyawa pembentuknya. Seperti air limbah rumah tangga yang mengandung bahan organik, yaitu 10% minyak, 70% karbohidrat, dan 65% protein. Lemak yang ada di dalam limbah rumah tangga sebagian besar berasal dari sisa makanan.

  • Biologycal Oxygen Demand

BOD atau Biologycal Oxygen Demand adalah jumlah oksigen di dalam air yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengubah bahan organik. BOD dapat dihitung berdasarkan teknik dan metode tertentu.

  • Dissolved Oxygen

DO atau Dissolved Oxygen merupakan satuan untuk melihat tingkat oksigen yang terlarut di dalam air. Oksigen sangat dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup, maka kadar DO sangat penting dalam perairan. Jika perairan memiliki tingkat DO yang rendah, bisa jadi perairan telah tercemar limbah.

  • Chemical Oxygen Demand

COD atau Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi bahan organik.

  • pH

pH adalah kadar keasaman sebuah bahan. Limbah memiliki pH yang tidak netral. Oleh sebab itu, pH limbah dapat menyebabkan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya dan menjadi berbahaya.

LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disingkat Limbah B3 adalah limbah yang bersumber dari kegiatan manusia dan bersifat berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Limbah B3 memiliki ciri tersendiri yang membedakan dengan jenis limbah lainnya.

Limbah B3 adalah salah satu jenis limbah berbahaya yang berasal dari proses produksi. Sifat, jumlah, dan atau konsentrasi limbah B3 dapat merusak lingkungan dan kelangsungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bahan kimia beracun dan oli bekas adalah beberapa contoh limbah B3. Berikut ini adalah ciri atau karakteristik dari limbah berbahaya dan beracun, antara lain:

  1. Mudah Meledak

Salah satu ciri limbah B3 adalah mudah meledak. Limbah akan meledak jika berada pada suhu dan tekanan (25 derajat celcius dan 760 mmHg). Limbah ini juga menghasilkan gas melalui reaksi kimia fisika dan menciptakan kerusakan lingkungan.

  1. Mudah Terbakar

Karakteristik lain limbah B3 adalah mudah terbakar jika kontak dengan api, udara, dan bahan lainnya meski masih berada pada tekanan dan suhu normal. Beberapa jenis limbah yang mudah terbakar, antara lain cat, pembersih logam, beberapa jenis tinta, dan sebagainya.

  1. Beracun

Sifat beracun juga termasuk ciri limbah B3. Limbah yang mengandung zat racun atau pencemar dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan bagi makhluk hidup. Racun dari limbah ini dapat menyebar melalui media udara, sentuhan kulit, maupun mulut.

      4. Menyebabkan Infeksi

Paparan limbah B3 dapat menyebabkan infeksi. Limbah ini bisa menularkan kuman penyebab infeksi dan menyebabkan wabah penyakit. Beberapa jenis limbah B3 yang bisa menyebabkan infeksi, antara lain limbah laboratorium, limbah cair yang berasal dari tindakan medis, dan sebagainya.

      5. Korosif

Limbah B3 memiliki sifat korosif. Apabila kulit manusia bersentuhan dengan limbah ini, maka akan menyebabkan sensasi terbakar pada kulit dan iritasi. Selain itu, juga dapat menyebabkan perkaratan pada logam karena mengandung pH bersifat asam tinggi.

       6. Reaktif

Limbah B3 bersifat reaktif, mudah mengalami perubahan dan sifatnya tidak stabil. Sehingga menimbulkan ledakan, gas, asap, racun, dan sebagainya jika bereaksi dengan bahan lain.

DAMPAK LIMBAH B3

Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan makhluk hidup tidak dapat diabaikan, sehingga harus ditemukan cara yang tepat untuk mengelola limbah jenis apapun. Dampak dari adanya limbah, antara lain:

  1. Dampak Terhadap Kesehatan Manusia

Lingkungan yang tercemar oleh limbah akan menyebabkan kerusakan keanekaragaman hayati, termasuk dampaknya terhadap manusia. Beberapa contoh gangguan kesehatan pada manusia, yakni:

  • Menyebabkan kondisi lingkungan kotor dan berbau.
  • Menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi, misalnya gangguan pencernaan, diare, tifus, jamur, gangguan saraf, gangguan nafas, dan penyakit lainnya.
  • Menyebabkan keracunan.
  • Paparan limbah B3 dapat menyebabkan infeksi. Limbah ini bisa menularkan kuman penyebab infeksi dan menyebabkan wabah penyakit. Beberapa jenis limbah B3 yang bisa menyebabkan infeksi, antara lain limbah laboratorium, limbah cair yang berasal dari tindakan medis, dan sebagainya.
  1. Dampak Terhadap Alam dan Lingkungan

Tidak hanya dampak bagi manusia, kontaminasi limbah juga berdampak terhadap alam dan lingkungan sekitar. Kerusakan lahan dan lingkungan adalah salah satu dampak yang paling sering terjadi. Selain itu, lingkungan menjadi kurang sehat untuk dihuni.

Limbah yang menyumbat sistem aliran sungai dan drainase juga akan menyebabkan masalah, seperti banjir. Hewan-hewan akan mendapatkan dampak, seperti keracunan. Kemudian, tanaman akan layu jika terpapar limbah.

PENGELOLAAN LIMBAH B3

Beberapa metode pengelolaan limbah yang bisa dilakukan, antara lain:

  1. Pengolahan Kimia

Pengolahan secara kimia dilakukan untuk menghilangkan berbagai partikel yang tak mudah mengendap, logam berat, senyawa fosfor, hingga zat organik beracun. Umumnya proses kimia ini melibatkan stabilisasi atau solidifikasi, yaitu mengubah bentuk fisik atau senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu guna membatasi kelarutan, pergerakan, dan penyebaran daya racun dari limbah sebelum dibuang. Bahan yang dapat digunakan dalam proses ini adalah semen, kapur, dan termoplastik. Kelebihan dari proses pengolahan kimia yaitu bisa menangani hampir seluruh polutin non-organik, tidak terpengaruh polutan beracun, dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi.

  1. Pengolahan Biologis

Pengolahan limbah B3 secara biologi. Metode ini akan menggunakan bakteri dan dan mikroorganisme lain untuk mengurai limbah dan menggunakan tumbuhan untuk untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.

  1. Pengolahan Secara Fisik

Pengolahan secara fisik, dengan cara pembakaran dapat diterapkan untuk memperkecil volume limbah B3. Pengolahan limbah dengan cara pembakaran berfungsi untuk menghancurkan senyawa B3 di dalamnya agar menjadi senyawa yang tidak mengandung B3 dengan menggunakan alat insinerator yang memanfaatkan energi panas untuk pembakaran. Energi panas ini mampu menghancurkan polutan dalam limbah dan mengurangi massa serta volumenya secara signifikan.

KERJASAMA PT GANECA ENVIRONMENTAL SERVICES DENGAN PT VALE INDONESIA

PT Vale Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang yang berasal dari Negara Brasil. PT Vale Indonesia bergerak dibidang tambang dan pengolahan nikel berdiri pada bulan juli tahun 1968 yang berlokasi di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan pengolahan nikel, merupakan salah satu kegiatan pengolahan sumberdaya alam yang menghasilkan sisa atau limbah dari proses produksinya yang berbahaya baik bagi lingkungan maupun penduduk sekitarnya. Tak terkecuali kegiatan tambang di PT Vale Indonesia. Kegiatan kerjasama antara PT Ganeca Environmental Sevices dengan PT Vale Indonesia yakni dalam kegiatan pengolahan Limbah B3. Kegiatan kerjasama tersebut berupa Persetujuan Teknis Pengolahan Limbah B3 dan Pemanfaatan Limbah B3.

Kegiatan Pengolahan Limbah B3 PT Vale bersumber dari kegiatan Rumah Sakit Inco dan Klinik, pengolahannya dilakukan dengan cara insinerasi. Sedangkan pemanfaatan Limbah B3 bersumber dari limbah kegiatan penambangan yang masih mengandung unsur nikel yang tinggi, di manfaatkan untuk diolah lagi menjadi bijih nikel. Selain itu pemanfaatan limbah di PT Vale Indonesia sebagai refractory brick atau menjadi bahan bangunan (paving) yang digunakan untuk kebutuhan PT Vale Indonesia.

             

 

 

 

 

 

Let's Shape The Future Together

Raih kemungkinan tak terbatas.

Chat WhatsApp
1
Need Help?
If you have any questions about the services we provide do not hesitate to contact us. We try and respond to all queries and comments within 24 hours.