Bencana kekeringan menimpa Indonesia beberapa waktu lalu, puncaknya terjadi pada pertengahan 2015 silam. Fenomena alam ‘El Nino‘ ditengarai jadi penyebabnya. Kabupaten Lebak yang berada di provinsi Banten, menjadi salah satu kabupaten terparah yang terkena dampak kekeringan. Tak kurang dari 10 kecamatan mengalami dampak yang parah di Kabupaten Lebak. Sawah-sawah mengering, begitupun dengan sumur milik warga. Sungai-sungai yang menjadi sumber air baku PDAM pun mengalami penurunan debit yang cukup drastis. Suplai air bersih pun turut terkendala.
Kondisi tersebut tentu mengundang perhatian dari berbagai pihak. Baik yang terlibat langsung dalam penanganan dampak bencana, maupun yang mengadakan mitigasi untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa yang akan datang. Salah satunya adalah PT Ganeca Environmental Services. Perusahaan konsultansi lingkungan berbasis riset tersebut bekerjasama dengan IUWASH dalam mengadakan studi kerentanan sumber daya air yang bertajuk “Water Supply Vulnerability Assessment”. Studi yang berlangsung sejak April hingga Oktober 2015 tersebut ditujukan untuk mempelajari kondisi sumber daya air di Kabupaten Lebak, berupa air tanah dan air permukaan. Studi dilakukan secara menyeluruh terhadap sumber air baik yang sudah dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Lebak, maupun yang belum.
Hasil studi ini diharapkan dapat digunakan PDAM Kabupaten Lebak sebagai acuan untuk pengembangan strategi teknis dan non-teknis di masa yang akan datang. Sehingga, PDAM Kabupaten Lebak lebih siap untuk menghadapi kondisi yang ekstrem sebagai akibat dari fenomena perubahan iklim.
Oleh: Fery Adi Prasetyo (GES Environmental Engineer)