Industri pertambangan nikel di Indonesia memainkan peran vital dalam kehidupan sehari-hari, terutama seiring dengan peningkatan fokus pemerintah terhadap energi terbarukan. Meskipun memberikan multiplier effect positif, kegiatan pertambangan nikel dengan metode tambang terbuka juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, terutama terkait pengelolaan pencemaran air. Sebagai tanggapan, pemerintah telah menetapkan regulasi untuk memastikan perusahaan pertambangan mengelola limbahnya sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
Sebagai pemegang kontrak karya generasi ketujuh, PT WBN beroperasi dalam kegiatan penambangan dan pengolahan bijih nikel dan kobalt di Kabupaten Halmahera Tengah dan Kabupaten Halmahera Timur. Salah satu fokus utama adalah pengelolaan air tambang yang berasal dari kegiatan penambangan, termasuk air limpasan dari tahap overburden, land clearing, topsoil removal, dan sump pit yang dialirkan ke settling pond. PT WBN telah mengidentifikasi sumber air permukaan yang menjadi badan air penerima, mendorong perlunya kajian komprehensif terhadap sumber pencemaran air.
PT WBN berkomitmen untuk memastikan pengelolaan lingkungan sesuai dengan regulasi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021, PT WBN berencana melakukan kajian teknis pembuangan air limbah sebagai persyaratan untuk mendapatkan persetujuan lingkungan dan surat kelayakan operasi. Fasilitas yang menjadi fokus kajian adalah sedimend pond di area penambangan Blok Tofu Blewen dan Kao Rahai.
PT Ganeca Environmental Service berkomitmen untuk mendukung PT WBN dalam implementasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan. Kajian teknis ini menjadi langkah strategis untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan industri dan konservasi lingkungan hidup.**